Manajeman Hidup Seorang Muslim/Muslimah


                                           MANAJEMEN HIDUP  SEORANG MUSLIM
 

Manusia berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh AllAh secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Hanya individu- individu yang beriman dan kemudian mengamalkannyalah yang tidak termasuk orang yang merugi , serta mereka bermanfaat bagi orang banyak.
Seorang muslim haruslah pandai untuk mengatur segala aktivitasnya agar dapat mengerjakan amal sholeh setiap saat baik secara vertikal maupun horisontal. Secara vertikal, dirinya menginginkan sebagai ahli ibadah dan menuntut ilmu-ilmu syar'i. Dalam hubungannya secara horisontal, ia menginginkan bermuamalah dengan masyarakat, mencari nafkah bagi keluarganya, menunaikan tugas dakwah di lingkungan masyarakat maupun di tempat-tempat lainnya.
Manajemen diri seorang muslim haruslah memiliki landasan-landasan berikut :
1.      Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2.      Memiliki manajemen hidup yang baik.
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3.       Memiliki Wudhuhul Fikrah.
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir, seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar pengembangan berpikir ilmiah.
4.      Visioner
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi berbagai persoalan yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
5.       Melihat secara utuh setiap persoalan.
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang lainnya.
6.      Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas.
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.
7.      Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu.
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik.Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan.
8.      Berupaya seoptimal mungkin.
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita.
9.      Spesialisasi dan pembagian pekerjaan.
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.
Landasan-landasan di atas hanya dapat dipenuhi, jika telah memenuhi syarat sebagai berikut :
  1. Disiplin dan pembiasaan sejak dini
  2. Memiliki kecerdasan dan kejeniusan
  3. Memiliki kondisi fisik dan mental yang positif
  4. Memiliki keterampilan

RUANG LINGKUP MANAJEMEN SEORANG MUSLIM

Ruang lingkup manajemen sangatlah luas, mulai dari manajemen diri, keluarga, kantor, masyarakat, negara dll. Dalam tulisan sederhana ini, penulis berusaha untuk menyampaikan manajemen dalam ruang lingkup yang terkecil yakni manajemen diri bagi seorang muslim, khususnya bagaimana seorang pribadi muslim mengatur penampilan diri, hubungan dengan orang lain, mengatur emosi dan tutur kata, juga tentang manajemen waktu. 
A. Manajemen Penampilan Diri
            Banyak sekali hadits-hadits yang memerintahkan kaum muslimin untuk mengatur penampilan dirinya, diantaranya :
1.      Sesungguhnya Allah itu indah dan senang dengan keindahan. Bila seseorang diantara kamu (bermaksud) menemui kawan-kawannya hendaklah dia merapikan dirinya. (HR Muslim)
2.      Apabila kamu memelihara rambut, hendaklah dimuliakan (disisir, dirapihkan agar tidak acak-acakan) (HR Abu Dawud dan Ath Thahawi)
3.      Siapa yang mengenakan pakaian, hendaklah kenakan yang bersih. (HR Ath-Thahawi)
4.      Janganlah seseorang diantara kalian berjalan dengan hanya memakai sandal sebelah, pakailah keduanya, atau tanggalkan keduanya (HR. Muttafaq ‘Alaih)
5.      Allah tidak akan melihat pada seseorang yang menyeret-nyeret bajunya secara berlebihan (karena sombong) (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Berdasarkan hadits-hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa Islam mengatur umatnya agar berpenampilan rapi, bersih, dan pantas. Islam pun mengatur agar penampilan diri kita tidak berlebihan dan tidak menimbulkan kesombongan.


B. Manajemen Interaksi dengan Orang Lain
            Mengatur hubungan dengan orang lain akan menjadi kunci dalam kehidupan kita, karena sebagaimana yang kita fahami bahwa kita tidak mungkin menjalani hidup ini sendirian, pasti dibutuhkan komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Berikut adalah hadits-hadits yang bisa dijadikan panutan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain:
1.         Sebarkanlah salam diantara kalian (HR Muslim)
2.        Jangan meremehkan sedikitpun (enggan melakukan) perbuatan ma’ruf meskipun hanya menjumpai kawan dengan wajah yang ceria. (HR Muslim)
3.        Abu hurairah ra berkata, sesungguhnya Rasulullah tidak pernah berbicara dengan seseorang melainkan beliau menghadapkan wajahnya pada wajah teman bicaranya dan Rasulullah tidak berpaling darinya sebelum selesai berbicara. (HR Ath-Thabrani)
4.        Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam: apabila engkau bertemu dengannnya ucapkanlah salam, apabila dia mengundangmu maka hadirilah, apabila dia meminta nasehatmu maka nasihatilah dia, apabila dia bersin maka do’akanlah dia, apabila dia sakit maka tengoklah, apabila dia meninggal maka antarkanlah.(HR Muslim)
Hadits-hadits di atas memberikan petunjuk kepada kita bahwa hubungan kita dengan orang lain harus dilandasi dengan itikad untuk saling memberi kebaikan, sehingga orang akan merasa nyaman ketika berhubungan dengan kita. Berwajah ceria dan menghadapkan wajah kepada lawan bicara merupakan salah satu etika dasar dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dari hadits di atas terbersit pula kewajiban ketika berinteraksi dengan orang lain yaitu untuk saling memperhatikan satu sama lainnya baik ketika sehat maupun sakit, bahkan sampai meninggal sekalipun, masih terdapat hak dari orang yang hidup kepadanya.

C. Manajemen Emosi, Tutur kata dan Tingkah laku
 Tuntunan Islam dalam mengatur tingkah laku kita tercermin dalam beberapa hadits berikut:
1.      Seseorang (baru benar-benar dikatakan) muslim adalah (manakala) muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya. (HR Bukhari-Muslim)
2.      Barang siapa membanggakan diri sendiri, dan berjalan dengan angkuh, maka dia menghadap Allah sementara Allah murka kepadanya. (HR Ahmad)
3.      Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya (hal itu) akan menghapusnya. Dan bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang luhur. (HR Attirmidzi)
4.      Orang kuat itu bukanlah pegulat, tetapi yang bisa menahan dirinya ketika marah (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Sebagai seorang muslim kita harus mampu mengatur emosi, tutur kata, dan tingkah laku diantaranya dengan cara: setiap kata yang kita ucapkan harus dihindarkan dari perkataan dusta atau bohong apalagi fitnah; tidak diperbolehkan untuk membangga-banggakan diri sendiri akan tetapi harus senantiasa bermuhasabah untuk mengetahui kekurangan-kekurangan diri; tidak mengumbar emosi/amarah tetapi diusahakan untuk diredam. Dalam hadits lain Rasululloh menganjurkan kita jika sedang marah dianjurkan untuk duduk, apabila masih marah maka kita dianjurkan untuk berbaring dan jika masih tetap marah, maka kita dianjurkan untuk berwudhu agar rasa marah bisa reda; sekalipun emosi kita sudah memuncak jikalau harus memukul, kita dilarang untuk memukul bagian muka karena muka menggambarkan kehormatan seseorang sehingga dengan demikian kalaupun emosi kita dikeluarkan kita masih bisa menjaga kehormatan diri kita dan orang lain.

D. Manajemen Waktu
Saat hidup dibatasi oleh siang, saat istirahat dipagari oleh malam, saat muda akan bertemu dengan masa tua, dan pasti saat hidup akan berujung kematian, Maka sungguh waktu sbagi satu-satunya pertaruhan, Waktu adalah kehidupan 
Sebagaimana byk dalam firman-Nya, Alloh SWT berjanji dengan atas nama waktu, seperti;
1.      Demi waktu malam apabila telah menutupi cahaya siang dan waktu siang apabila terang benderang
2.      Demi waktu fajar dan malam-malam yang kesepuluh
3.      Demi waktu dhuha dan malam apabila telah sunyi
4.      Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian
Dan jika Alloh sdh berjanji dengan sesuatu, pastilah karena sesuatu itu sangat penting. Dalam hadist dari Mu’adz bin jabal sesungguhnya Nabi SAW bersabda ’’Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ditanya tentang 4perkara; Tentang umurnya dimana ia habiskan, Tentang waktu mudanya dimana ia habiskan, Tentang harta bendanya dari mana dan kemana ia belanjakan, dan Tentang ilmunya apa yang telah ia kerjakan.” HR Al-bazzar dan at-Thabrani dengan sanad shahih.
Demikian manusia ditanya umurnya secara umum, dan tentang waktu mudanya secara khusus, karena waktu muda adalah bagian dari umur seseorang mempunyai kekuatan diantara kelemahan. kelemahan kanak-kanak dan kelemahan tua renta.
Seiring dengan pergeseran alam, perputaran orbit, perjalanan matahari dan bintang2 serta pergantian siang dan malam. Maka ketika malam bergulir, langit menguning diufuk timur, seorang hamba berteriak memekakkan telinga dunia, memperingatkan orang2 yang lupa, membanguntukan orang2 yang sedang terlelap dan hangat terlena dalam tidurnya, agar berdiri menyongsong fajar yang bersih dari tangan Alloh. ”Hayya’ala sholah, hayya ’ala falah, mari melakukan sholat, mari meraih keberuntungan. Asholatu khoiru minannaum, shalat lebih baik dari pada tidur.”
Dan ribuan lisan berdesir, hati yang bersyukur, dan tangan2 yang berwudhu menjawab pangalan itu dengan berkata ’’shodaqta wa barorta …..’’ benar Engkau, Engkau memang benar. lalu terlepaslah ikatan setan ketika seorang hamba secepat kilat bangun menuju sholat.
Begitulah hari2 kita dimulai dengan sholat dan diakhiri dengan sholat pula, yakni shalat fajar dan sholat isya, begitu seterusnya seiring dengan perputaran waktu dan pergantian siang dan malam, kita menepati janji kita kepada Alloh SWT. Disamping sholat2 wajib, ada pula sholat malam menjelang fajar, dimana seorang hamba berdiri dan bersimpuh dihadapan Rabb nya. Adapula shalat dhuha dan sholat2 sunnah lainnya dengan aturan waktu masing2, baik pagi maupun petang.

Keistimewaan Waktu
1.      Cepat berlalu, waktu bergerak bagaikan awan, berjalan bagaikan tiupan angin, baik pada saat bahagia maupun saat sengsara. Diceritakan bahwa Nabi Nuh as pernah didatangi malaikat maut guna mencabut nyawanya yang lebih dari 1000th. Malaikat berkata, ”Wahai Nabi yang paling panjang umurnya, apa yang kamu dapatkan didunia”, Nabi Nuh menjawab ”dunia itu seperti sebuh rumah yang mempunyai dua buah pintu, dimana aku masuk dari salah satu pintunya dan aku keluar dari pintu yang lain.” Terlepas dari benar atau tidaknya cerita tsb, paling tidak ia telah menunjukkan satu hal penting, bahwa umur manusia sangat pendek jika sdh bertemu dengan kematian. begitu juga dengan kiamat, manusia bercermin dirinya tentang pendek  dan kecilnya apa yang telah berlalu. Dalam surat AN-Naziat;46  ”Pada hari mereka melihat hari bebangkit itu, mereka merasa seakan akan tidak tinggal didunia melainkan sebentar saja diwaktu sore atau pagi hari.”
2.      Tak pernah kembali.Ini adalah keistimeaan lain dari waktu,setiap hari berlalu,setiap jam pergi menghilag,setiap kesempatan hanya datang satu kali dan tak mgkn kembali.
3.      Harta yang paling berharga ketika waktu berlalu demikian cepat, sedangkan segala yang berlalu tak akan kembali lagi, maka sang waktu demikian berharga

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Waktu
1.      Memanfaatkan waktu dengan baik.
Orang boros memanfaatkan waktu lebih berbahaya dari pada orang yang boros dalam memakai harta, karena harta kalau hilang bisa kembali, sedangkan waktu tidak.
2.      Memanfaatkan waktu luang dan sebagian nikmat yang kebanyakan orang lupa karenanya dan tidak mengetahui akan nilainya serta tidak mampu mensyukurinya yaitu nikmat waktu luang dan nikmat sehat. Diriwayatkan Ibnu Abbas dari Nabi saw bersabda ”Dua buah nikmat dari beberapa nikmat Alloh yang kebanyakan orang tertipu dan lalai adalah nikmat sehat dan nikmat waktu luang.” HR Bukhari. Barang siapa yang menyibukkan diri dengan kebenaran dan ia tidak sempat melakukan kebatilan, maka beruntunglah dia, sebaliknya celakalah orang yang mengisi waktu luangnya dengan kejelekan dan kerusakan. Mungkin itulah yang terjadi pada istri Al Aziz, zulaikha yang tergila gila pada Nabi Yusuf as, sehingga berusaha memperdaya Yusuf untuk berbuat yang tidak senonoh kepadanya, semua itu tak lebih dari akibat waktu luang yang dimiliki zulaikha. Bahaya waktu luang menjadi besar ketika adanya waktu luang dimasa muda, dimana pada saat itu seseorang sedang dihiasi tingginya libido, berkumpul dengan kemakmuran yang meliputi anak muda, yakni cukupnya harta yang memungkinkan bagi manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
3.      Bersegera dalam kebaikan, Alloh menyuruh kita agar berlomba-lomba dan bersaing dalam memperoleh ampun dan surgaNya, yakni dengan iman, taqwa, dan amal sholeh.
4.      Mengambil ibroh di masa lalu, Terkadang diketahui atau tidak, dipahami atau tidak, dibumi yang hidup, benih yang tumbuh, pohon2 yang berbunga, bunga yang dipetik, buah yang dipanen, tanaman yang kering karena diterpa angin, janin yang terbentuk, anak yang lahir, bayi yang meremaja, remaja yang beranjak dewasa, orang dewasa yang menua, dan orang tua yang mati. Semua terjadi pada manusia, seiring dengan perputaran orbit dan perputaran bumi, antara yang mudah dan yang sulit, yang kaya dan yang fakir, yang sehat dan sakit, bahagia dan merana, kesempitan dan kelapangan, kemakmuran dan kesengsaraan. Semua itu ada ibrohnya bagi orang yang memiliki akal, akal menjadi muhasabah bagi yang mempunyai hati, serta pelajaran bagi siapa saja yang memiliki mata. Dan orang yang mengharamkan akalnya untuk berfikir, hatinya untuk berdzikir, dan matanya untuk melihat, maka pergantian malam dengan siang tidaklah ada manfaat baginya. Dalam firman-Nya ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam terdapat tanda2 bagi mereka yang mempunyai akal.” Al Imron:190
5.      Manajemen Waktu, Setiap insan beriman wajib untuk memenej waktunya, yakni antara kewajiban dan amal-amalan, baik urusan agama atau dunia, agar tidak terjadi benturan antara yang satu dengan yang lain. Dan yang harus diingat oleh setiap muslim adalah, janganlah ia melalaikan satu dari sepuluh hak yang diperintahkan Alloh untuk menjaganya,yaitu
a.       Ibadah kepada Alloh
b.      Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua
c.       Hak untuk kerabat dan kaum lemah
d.      Hak untuk hamba sahaya

Virus pembunuh waktu
·         Lalai, yaitu penyakit yang menyerang akal dan hati manusia, dimana ia kehilangan perasaan dan kesadaran dengan peristiwa2 yang sedang terjadi. Dalam surat AL-A’RAF Alloh berfirman, ”Dan sungguh telah kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Alloh dan mereka mempunyai mata tapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Alloh, dan mereka  mempunyai  telinga tapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Alloh. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang2 yang lalai.”
·         Kebiasaan menunda-nunda, Manfaatkan lima sebelum datang yang lima
Sebagaimana Allah Swt telah mewanti-wanti kita di dalam surah al-Ashr, bahwa pada hakekatnya kita berada pada kerugian, yakni bagi orang-orang yang tidak mampu mengatur waktu dan melewatkan waktu tanpa digunakan untuk beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Rasulullah pernah menyebutkan tiga hal yang tidak bisa ditarik kembali yakni : anak panah yang telah melesat dari panahnya, perkataan yang telah diucapkan, dan waktu yang telah dilewati. Oleh karena itu setiap muslim wajib mengatur waktunya sedemikian rupa agar setiap detik yang dilewatinya bisa berbuah pahala amal kebaikan bagi dirinya.
Membuat komitmen untuk mengontrol waktu merupakan langkah pertama bagi manajemen waktu yang sukses. Manajemen waktu secara tertulis tidak hanya membuat rencana lebih efektif, namun juga akan memperdalam komitmen terhadap tujuan. Berikut beberapa tips dalam mengatur waktu:
1.      Gunakan Pensil
Penggunaan pensil akan menolong Anda untuk tetap fleksibel saat Anda merencanakan waktu Anda. Hidup bisa jadi tak terprediksi dan pensil merupakan alat yang nggak rewel untuk mengubah-ubah. Dengan kata lain, alat sederhana ini membantu Anda lebih mampu mengendalikan rencana-rencana Anda.
2.      Gunakan Kalender
            Sebuah kalender memberi Anda pandangan ke depan yang luas dari seluruh komitmen Anda –belajar, dakwah, keluarga, pribadi, komunitas dan sosial. Masukkan janji baru, kejadian, pertemuan, deadline suatu pekerjaan, juga tanggal ketika Anda merencanakan untuk memulai sesuatu dengan baik. Untuk menghindari terlalu banyak penjadwalan, pastikan kalender Anda siap diakses setiap waktu –ketika di sekolah, di rumah, dan ketika dalam perjalanan.
3.      Rencakan Aktivitas Mingguan Anda
            Luangkan waktu seminggu sekali untuk menjadwalkan janji, komitmen belajar, tugas, dakwah, waktu pribadi, waktu keluarga, dan lainnya dalam perencanaan satu minggu ke depan. Berpikir realistislah mengenai waktu Anda. Jika perlu gunakan stabilo agar jika ada acara mendadak, jadwal yang telah ditulis tetap terlihat jelas.
4.      Buatlah Daftar Kerja Harian
            Sebuah daftar kerja bisa jadi sangat bernilai untuk menolong Anda mengendalikan waktu. Tentu di samping sebuah kalender. Sebuah daftar kerja memberi Anda pandangan sekilas terhadap apa saja yang Anda butuhkan, atau Anda sukai untuk diselesaikan pada hari Anda.
Manfaat daftar kerja ini adalah:
·         Meminimalisir kebingungan karena adanya pengkategorian prioritas kegiatan serta jelasnya tujuan akhir
·         Meningkatkan kemampuan Anda dalam mengingat karena ketika Anda harus menuliskan segala sesuatu, pikiran Anda pun akan aktif bekerja
·         Menolong Anda memprioritaskan aktivitas Anda.
·         Mengerjakan beberapa hal dalam suatu hari tanpa sebuah daftar kerja bisa membuat bekerja begitu saja tanpa arahan yang jelas.


MANAJEMEN WAKTU DAN PERANAN MUSLIMAH

Ada seorang wanita mulia, pengusaha sukses dizamannya. Kecemerlangan pikiran dan kemampuan intelektualnya membawa bisnisnya berkembang sampai ke Yaman dan Syiria. Dialah orang yang pertama beriman, Khadijah binti Khuwailid ra.
Wanita yang kedua adalah sosok wanita kuat, pendukung dakwah Islam, pengobat hati dan luka Rasulullah Muhammad SAW, kedermawanannya pada fakir miskin menjadi sejarah. Dialah Fathimah binti Rasulullah SAW. Dizamannya lazim seorang ibu dibantu oleh khadimah (pembantu). Namun ia menangani urusan rumah dan anak-anaknya tanpa khadimah, melainkan dibantu kekuatan hati dengan dzikir yang diajarkan ayah tercintanya.
Wanita ketiga adalah wanita cerdas luar biasa. Dia laksana lautan dalam ilmu dan taqwa. Dialah rujukan para shahabat yang bertanya tentang ilmu, setelah wafatnya Rasulullah. Dialah Aisyah ra, guru dari generasi terbaik sepanjang masa, yang muridnya tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Wanita keempat adalah seorang delegasi Islam ke luar negeri, bersama suaminya ia turut menjelajah dunia. Kemampuannya berdiplomasi bahkan pada pemimpin negara. Dialah Ummu Salamah yang pada akhirnya juga menjadi istri Rasulullah SAW.
Sahabat Fahima, peran muslimah tak pernah terkungkung zaman. Dari dulu sampai sekarang muslimah adalah sosok dengan banyak peran. Kita bisa lihat contoh shahabiyah yang pengusaha handal, aktivis sosial kemanusiaan pengentas kemiskinan, guru terbaik, diplomat, dokter, mereka juga turut berperang bersama Rasulullah dan kaum muslimin.
Sungguh, muslimah adalah sosok dengan banyak peran. Peran sebagai individu, anak, istri, ibu, pelajar, pekerja, aktivis, pengusaha, dan aktivitas sosial lain ditengah masyarakat. Para shahabiyah mengajarkan kepada kita untuk berkiprah mengoptimalkan kapasitas diri juga menjaga kelancaran urusan rumah tangga, dan tentu saja mendidik anak-anak menjadi generasi gemilang kebanggaan umat. Masya Allah betapa mulianya.
Jangan berpikir sulit, mari kita coba merencanakannya dengan manajemen waktu dan peran. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan peran yang kita miliki. Yang penting adalah “Do The Best”, selalu berusaha melakukan yang terbaik.
Berikut ini beberapa hal yang mungkin dapat bermanfaat dalam manajemen waktu dan peran muslimah :
1.             Memiliki perencanaan hidup
Berarti menyusun konsep diri termasuk menyusun daftar peran dan target yang ingin dicapai baik dalam jangka panjang maupun pendek. Membuat perencanaan ini bukanlah hal yang membuang waktu, melainkan sebuah investasi yang membuat waktu kita ef isien dan efektif dalam menjalani hidup. (efisien = hemat , efektif = mencapai tujuan)
Misal: Peran sebagai individu
Target 5 tahun : menyelesaikan kuliah, menikah, memiliki pengalaman di organisasi
Target tahun 1 :
·         menyelesaikan mata kuliah tahun 1 dengan IP diatas 3,5
·         bergabung dengan organisasi masyarakat
·          membaca 2 buku tentang persiapan pernikahan dan pendidikan anak dst.

2.             Memiliki perencanaan waktu rutin
Membuat hidup kita lebih teratur. Susunlah agenda harian, pekanan, bulanan, dst. Juga target yang ingin dicapai. Hal ini juga sangat membantu mengingatkan tugas-tugas yang harus dikerjakan bersama deadline nya. Bahkan dalam pekerjaan rumah tangga hal ini sangat bermanfaat. Para ibu bisa menuliskan daftar pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan serta deadline-nya kemudian menempelkannya di tempat yang terlihat, misalnya kapan harus mencuci piring, berbelanja, menyuapi bayi kecil, mengajak anak-anak berjalan-jalan, mengajarkan Al Quran pada anak, dll. Percayalah, anak-anak pun lebih menyukai keteraturan dan rutinitas dalam kegiatan mereka. Silakan sesuaikan dengan kebutuhan rutinitas masing-masing.


3.             Memiliki prioritas dalam beraktifitas.
Salah satu hal yang membantu dalam penentuan prioritas adalah `status hukum` aktifitas tersebut. Status hukum disini maksudnya wajib, sunah, mubah, dst. Yang wajib tentu saja harus diprioritaskan. Misalnya kita harus berusaha menyediakan waktu untuk bisa sholat tepat waktu ditengah-tengah kesibukan saat bekerja atau kuliah atau memasak, dll. Hal lainnya yang juga menjadi pertimbangan dalam menentukan prioritas adalah urutan ketaatan. Urutan ketaatan yang dimaksud adalah :
1.      Taat kepada Allah dan Rasul
2.      Taat kepada suami (sudah menikah)
3.      Taat kepada Orang tua

a.                  Memiliki kebiasaan yang baik :
·         Memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah, yaitu 5 hal : sehat sebelum sakit, lapang sebelum sempit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, hidup sebelum mati.
·         Tidak menunda pekerjaan. Islam mengajarkan kepada kita bersungguh sungguh dalam suatu pekerjaan, kemudian segera beralih kepada pekerjaan yang lain bila pekerjaan yang pertama selesai . “ Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sunguh (urusan yang lain “ -QS Al Insyirah : 7-)
·         Tidak menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting , artinya tidak lalai terhadap waktu. Seorang Tokoh Islam terkenal bernama Hassan Al Banna, berpesan untuk tidak banyak tertawa, bergurau, membicarakan kejelekan orang lain, dan mengingat bahwa kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia, karenanya percepat dan sederhanakan dalam mengerjakannya.
b.                  Memiliki waktu khusus untuk menimba ilmu dan mendidik diri
Lulus dari sekolah formal bukan berarti berhenti mencari ilmu. Sesibuk apapun kita, tetap sediakan waktu untuk menghadiri majelis ilmu islam, menghadiri seminar, membaca buku, menambah keterampilan, memperdalam spesialisasi ilmu yang telah dimiliki sebelumnya, dan lain-lain. tidak hanya menambah ilmu, mendidik diri juga penting. Pendidikan ruhiyah, jasadiyah, fikriyah, emosi, dan akhlak.
c.              Memiliki waktu khusus yang menjadi `sumber energi
Sebuah hal yang lumrah dan wajar bagi muslimah untuk merasa lelah, jenuh, bosan, dlsb. Karenanya dibutuhkan aktivitas yang dapat mengembalikan energi kita, bahkan menambah energi yang kita miliki. Sumber energi utama bagi muslimah adalah sholat, dzikir dan doa. Sempatkan membaca Al Qur-an setiap hari, juga berusaha sholat malam. Ini akan menjadi energy besar dalam menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, usahakan tidur yang cukup, bersantai dan bermain bersama anak, rekreasi, melakukan hobi yang kita sukai (merajut, melukis, panjat gunung, dll). Singkirkan anggapan bahwa melakukan hobi merupakan hal yang membuang waktu. Bila dilakukan dalam porsi yang tepat, hobi bisa menjadi sumber energy yang sangat besar, bahkan banyak orang yang memperoleh uang juga dari hobi mereka. Bila merasa sulit mendapatkan waktu untuk melakukan hal ini, bicarakan dengan keluarga, terutama bagi para ibu. Mungkin meminta 1 jam setiap minggu untuk waktu khusus ibu ( me time) bisa membuat hidup seluruh keluarga lebih bercahaya. Karena bagaimanapun juga, kebahagiaan keluarga biasanya berawal dari kebahagiaan ibu.
d.                  Memanfaatkan teknologi
Internet, hp, mesin fax adalah beberapa contoh fasilitas yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Gunakan secerdas mungkin dalam aktifitas kita. Ingat, kita yang mengendalikan teknologi, bukan teknologi yang mengendalikan kita.
e.                   Bekerjasama dengan orang lain
Mencoba mendelegasikan tugas, membagi tanggung jawab kepada setiap anggota keluarga untuk menyelesaikan tugas rumah tangga, akan sangat membantu kita para muslimah. Apalagi yang memiliki aktifitas di luar rumah. Ingat, tidak semua pekerjaan rumah tangga harus di-handle oleh istri. Rasulullah juga menjahit sepatunya sendiri, dan Ali bin Abi Thalib senang membantu pekerjaan Fathimah. Jangan tolak bantuan yang ditawarkan suami, atau kerabat untuk mengerjakan tugas rumah tangga, atau sesekali menjaga anak-anak. Sementara anda bisa mengerjakan aktifitas bermanfaat lain, atau menyicil pekerjaan yang lain. Hubungan lain yang perlu dijaga adalah silaturahim. Baik bersama keluarga besar, relasi, sesama muslimah, ataupun pertemuan para ibu, hal ini akan memenuhi kebutuhan kita sebagai makhluk sosial.
f.              Menikmati peran dan bersyukur.
Menyadari setiap peran yang kita miliki adalah sebuah anugerah dari Allah yang tidak diberikan pada semua orang. Menjalani peran-peran dengan penuh rasa syukur akan membantu kita menemukan kebahagiaan. Nikmati waktu tidur, nikmati waktu memasak, nikmati waktu belajar, nikmati waktu bekerja, nikmati waktu sholat, semuanya akan menambah keindahan hidup kita.
g.             Memohon keberkahan.
Allah-lah Yang Maha Pemilik Waktu, minta keberkahan waktu dan apa yang kita lakukan sepanjang masa hidup, sepanjang hari kita. Ikhlaskan kepada pengabdian kepada Allah. Jaga spiritual kita dengan ibadah, dzikir pagi-sore.

4.              Sayangi diri kita.
 Sayangi keluarga dan lingkungan kita. Jangan frustasi, depresi, kecewa karena sesuatu yang terjadi diluar kehendak kita. Jangan terlalu perfeksionis. Misalnya kalau masih punya anak kecil, relakan keberantakan konstruktif terjadi di rumah. Sediakan waktu untuk refresing, memanjakan diri sendiri. Jika ada kondisi yg tidak sesuai dengan harapan kita (misal ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit) sehingga kita ttidak dapat menyelesaikan target-target kita, jangan sampai membuat kita putus harapan. Mungkin target itu bisa kita rubah dengan target lain yang sesuai dengan kondisi yang baru terjadi di luar perkiraan kita, atau kita memundurkan selesainya target kita. Yang penting sekali lagi, berusaha semaksimal mungkin, “Do The Best”. Mudah2an Allah selalu meridhoi apa pun yg kita lakukan.



Komentar

Posting Komentar