Hikmah di Balik Kemiskinan


Hikmah di Balik Kemiskinan
Masalah kemiskinan merupakan masalah yang sangat penting  yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan individu maupun sosial. Kemiskinan merupakan problematika hidup yang sejak dahulu dihadapi manusia. Berbagai aturan dan sistem sosial , tidak mampu memberikan jalan keluar dari permasalahan kemiskinan tersebut, dan inilah penyebab maraknya berbagai kejahatan dan pertikaian antara sesama manusia ditengah-tengah kehidupan kita.
Al-Qur’an telah meletakkan prinsip dasar dalam pemecahan masalah kemiskinan yaitu:
Keimanan
Keimanan dianggap sebagai dasar terpenting  dari dasar-dasar yang ada dalam menyelesaikan semua permasalahan individu dan sosial masyarakat, diantaranya masalah kemiskinan
·      Peran Keimanan dalam Mengatasi Masalah Kemiskinan
Al-Qur’an telah mengaitkan hubungan antara keimanan dan kewajiban seseorang dalam memperhatikan kebutuhan-kebutuhan orang miskin dan orang-orang yang memerlukan pertolongan.  Al-Qur’n menjelaskan, diantara sifat yang sangat penting pada diri seorang yang beriman ialah sifat suka memeri pertolongan kepada kaum fakir miskin.
Sesungguhnya keimanan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang , dan dia akan mencapai derajat iman yang tinggi melalui kebijakan-kebijakan seperti itu, sebagaimana Al-Qur’an telah mengatur azab yang pedih bagi orang yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan fakir miskin. Bahkan Al-Qur’an menganggap orang yang tidak menganjurkan memberi makan orang miskin sebagai pendusta agma, atau akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak.

Hikmah dari Cobaan Kefakiran Hidup
       Allah SWT  telah membagikan harta kekayaan milik-Nya diantara para hamba-hamba-Nya dengan ketentuan yang adil sesuai dengan keadaan dan kemuliaan mereka. Allah SWT lebih mengetahui keadaan hamba-Nya daripada hamba itu sendiri tentang perkara-perkara yang mendatangkan manfaat untuknya.
       Diantara hamba Allah SWT ada hidupnya tidak menjadi baik, kecuali jika diberi kekayaan kepadanya. Jika dia diberi kemiskinan, maka sesungguhnya kemiskinan itu  akan menghancurkannya. Adapula hamba Allah yang hidupnya tidak menjadi baik, kecuali jika didatangkan kemiskinan untuknya. Jika dia diberi kekayaan, maka sesungguhnya kekayaan itu akan menghancurkannya.  Tetapi Allah SWT-Zat yang begitu agung segala hikmah-Nya telah diberikan kepada seluruh hamba-Nya yang beriman, sebahagian urusan-urusan duniawi yang terbaik untuk mereka; baik didunia maupun diakhirat, sesuai dengan rencana Allah SWT .
       Allah SWT berfirman dalam  QS.Saba’:36 yang artinya “Katakanlah, ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya’.”
       Mahasuci Allah yang melapangkan dan menyempitkan rezeki atas semua makhluk berdasarkan hikmah-Nya yang begitu luas.
       Terkadang Allah SWT  mencurahkan rezeki-Nya bagi para pendosa secara perlahan-lahan, sehingga mereka menjadi lebih buruk dan bobrok hidupnya. Jumlah kejahatan dan dosa mereka pun menjadi berlipat ganda. Kemudian,Allah SWT akan membailas semua kejahatan mereka; baik dibalas langsung di dunia maupun diakhirat kelak.
       Tetapi terkadang Allah menjauhkan rezeki-Nya dari mereka, sehingga mereka semakin bertambah jahat, fasik, berdosa, berkeluh kesah, terhimpit, dan berputus asa dari rahmat Allah SWT. Akhirnya, semua ini akan membuat jalan hidup mereka akan menjadi lebih buruk.
       Pada keadaan yang lain, kadang Allah mencurahkan rezki-Nya atas orang-orang yang baik, agar mereka mampu melaksanakan kebijakan-kebijakan yang tidak bisa dilakukannya jika mereka tidak diberi kelapangan rezki. Selain itu, agar mereka mensyukuri karunia Allah yang diberikan kepada mereka; baik diungkapkan di dalam hati, lisan maupun dalam bentuk perbuatan baik.
       Namun, terkadang Allah mengharamkan rezki-Nya kepada mereka, untuk menguji kesabaran mereka dari kepapaan dan mengukur keyakinan kepada Allah. Mereka tidak berharap kecuali kepada Allah, dan mereka menerima takdir untuknya serta ridha atas semua kehenak Allah,  Zat yang Maha baik lagi Maha kekal. Semua ini, akan membuat nilai-nilai kebajikan-kebajikan semakin bertambah dari waktu ke waktu.
       Orang yang belum terbangun keimanan dalam hatinya, akan mengira bahwa rezki yang didapatkannya adalah bukti kemuliaan dirinya dari Allah yang diberikan kepadanya. Dan begitu juga sebaliknya, bahwa rezki yang dijauhkan adalah bukti kehinaan dirinya dari Allah.
       Allah SWT sangat mengingkari orang yang beranggapan, bahwa apabila Allah melapangkan baginya rezki untuk menguzi ketakwaannya, maka ia menyakini bahwa itu adalah kemuliaan dari Allah untuk dirinya. Padahal, sebenarnya tidak demikian. Tetapi, itu adalah sebuah cobaan dan ujian baginya.
       Begitu juga sebaliknya, jika Allah tengah menguji, mencoba, dan menyampaikan rezki seseorang, kemudian dia beranggapan bahwa itu adalah penghinaan daei Allah untuknya, maka Allah menegaskan dalam firman-Nya, “Sekali-kali bukan demikian,” atau hal ini tidak sperti yang mereka kira, tidak begini dan begitu adanya. Tetapi Allah telah memberikan rezkiny; baik kepada orang yang dicintai maupun tidak dicintai-Nya sebagai mana Allah akan menyempitkannya; baik kepada yang disukai dan tidak disukai-Nya.
       Jadi, sesungguhnya yang terpenting dari dua keadaan itu adalaikah tetap berlaku taat kepada Allah, yaitu dengan bersyukur dikala kaya dan bersabar dikala tidak berharta.
       Seandainya Allah menbuat semua hambanya kaya raya niscaya mereka akan melampaui batas. Dan seandainya dia membuat senua hambanya miskin, niscaa mereka akan binasa.
       Ketika Allah menguji seorang hamba yang beriman kepada-Nya dengan kemiskinan, maka sesungguhnya kemiskinan itu adalah rahmat baginya bila Allah telah memilihkan cobaan untuknya seperti itu.
       Diantara hikmah dari kemiskinan yang ditentukan Allah atas sebagian hamba-Nya adalah terwujudnya dinamika hidup, dan lahirnya kemauan keras sebagai motivasi untuk berusaha dan bekerja, serta memberi manfaat bagi orang lain.

Kewajiban Orang Miskin
1.        Istiqamah dengan petunjuk Allah
Diantara sebab-sebab penting bagi seorang hamba Allah dalam memperoleh rezki yang baik dan berlimpah ruah ialah istiqamah dengan petunjuk Allah SWT karena sesungguhnya, siapa yang beriman, beribadah, bertakwa, beristighfar dn melaksanakan segala yang di perintahkan Allah SWT kepadanya, maka Allah SWT benar-benar melimpahkan karunia dan rezki yang tidak terhitung dan terkira kepadanya.
2.        Sabar
Diantara sikap yang dapat meringankan beban kemiskinan dari seseorang ialah kesabaran. Alqur’an telah memberikan pelajaran, bahwa sesungguhnya bersikap sabar dari kemiskinan termasuk bagian dari kebajikan dan ketakwaan.
3.        Berupaya dalam Mencari Rezki
Allah SWT memerintah manusia untuk berusaha dalam mencari rezki. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-  mulk:15 yang artinya “... maaka berjalanlah di segala penjuru dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya...”
Dalam mencari rezki hendaknya manusia menyertai di dalamya usahanya, sifat tawakal kepada Allah dan menyakini bahwa sesungguhnya Allah adalah sumber segala rezki.
4.        Menafkahkan Harta Sebatas Kemampuannya
Al-Qur’an telah mewajibkan seseorang untuk memberi nafkah kepada istri dan anak-naknya denyan baik.. nafkah itu mencakup makanan, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia yang diberikan dengan cara yng baik. Hanya saja, meskipun seseorang itu miskin, ia tetap berkewajiban menginfakkan hartanya sesuai kemampuannya dan tidak dibebani atas kemampuannya. Istripun tidak dibenarkan untuk memina sesuatu melebihi batas kemampuannya.

       Itulah Hikmah dibalik kemiskinan dan beberapa kewajiban yang dapat dilakukan  untuk memecahkan masalah kemiskinan berdasarkan Al-Qur’an.
       Semoga artikel ini bermanfaat!!

Komentar