Hati-Hati Terhadap Pengaruh Kebudayaan Asing


Pengaruh Kebudayaan Asing


Pengaruh kebudayaan asing melanda masyarakat Indonesia sejak dulu sampai kini, baik dibidang sastra, musik, tari, olahraga, mode, film, dan gaya hidup. Dalam dunia satra kita mengenal novel pop dan cerita detektif. Musik klasik, musik Hawai sampai dengan hard rock lama menguasai pecinta musik kita. Tari balet, breakdance sudah tidak asing lagi bagi kita. Jenis olahraga waitankung, joging, golf, tenis banyak dilakukan masyarakat. Mode pakaian maksi, midi, sampai mini silih berganti melanda muda-mudi kita. Gaya hidup memakai blue jeans, makan sosis, minuman bir, dan pergi kesalon seakan-akan merupakan simbol modernitas yang setiap orang diajak menggapainya.
Keadaan seperti itu merupakan kenyataan bahwa masuknya kebudayaan asing menmbulkan perubahan sikap mental yang justru hanya terbatas pada pola atau gaya hidup yang konsumtif. Pola berfikir prduktif atau cara berpikir baru yang dituntut dalam kehidupan masyarakat modern yang sedang membangun hanya sedikit sekali menyentuhnya.
Jika cara hidup kita bagi dalam tiga golongan besar: cara berpikir, cara bekerja, dan cara hidup, maka akibat pengaruh budaya asing, cara hidup seseorang lebih cepat berubah daripada cara berpikir atau cara berkatanya. Ironis sekali bila dalam masa pembangunan ini seseorang lebih dahulu mengubah konsumsinya, sebelum ia mengubah apa yang dihasilkan bahkan sebelum ia mengetahui cara baru untuk menghasilkannya.
Bagaimana cara kita dalam menerima pengaruh kebudayaan asing? Kita tidak ariori menentang usaha-usaha untuk memerkaya kebudayaan kita selama sesuai dengan unsur-unsur dan norma-norma kesusilaan kita. Dalam mempertimbangkan unsur-unsur mana yang dapat memperkaya ataupun merusak kebudayaan kita, maka pancasila merupakan alat seleksi setajam-tajamnya.
Aktivitas kebudayaan nasional kita, baik dalam bidang kesusastraan maupun dalam cabang kesenian lain bahkan gaya hidup, harus selalu mencerminkan jiwa dan watak nasional dan sumber-sumber pada amanat keluhuran budi nenek moyang kita serta sesuai dengan tuntutan bangsa yang sedang membangun. Seluruh aktivitas kebudayaan nasional harus bernada teleskopi. Artinya, melihat kejarak jauh, sambil memupuk jiwa percaya kepada kekuatan diri sendiri serta tetap berakar pada pancasila.
Oleh karena itu, hati-hatilah terhadap pengaruh kebudayaan asing, jangan sampai membuat kita tercabut dari akar kebudayaan bangsa sendiri.
Semoga bermanfaat!!! :) :) ^_^

Komentar