Rezeki Datang Kepada Kita
“ dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya tanpa batas”
(Q.S. Al-Baqarah: 212)
Allah SWT tidak menghendaki umat islam
miskin dan terbelakang. Tertinggal dari bangsa lain dan menjadi sasaran ‘objek’
musuh Allah dari golongan jin dan manusia. Akhirnya, terjadilah perbudakan
manusia. Sehingga ada namanya perbedaan kasta-kasta, yaitu si kaya dan si
miskin. Padahal dalam islam tidak dibenarkan adanya kasta-kasta tersebut.
Seni Mencari Rezeki
Manusia
saat ini terbagi kedalam dua golongan. Golongan yang pertama, sibuk mencari uang, malas pergi ke masjid. Golongan yang kedua, golongan yang sangat rajin ke
masjid tetapi malas mencari uang.
Kedua
golongan ini tidak mengikuti sunnah Rasullullah. Mereka telah melakukan hal
bid’ah. Karena Rasulullah adalah orang yang sangat rajin mencari uang dan
sangat rajin ke masjid.
Di
tengah masyarakat kita saat itn, kita juga menemukan kelompok masyarakat yang
tak rajin mencari uang serta enggan pergi ke masjid. Kerja mereka adalah santai
dan menghitung kekayaan orang lain. Mereka adalah kelompok yang berkhayal dan
bermimpi.
Lima
Cara Rasulullah Mencari Rezeki
1.
Bekerja
Serius untuk Memberi
Ciri pertama orang yang
bekerja dengan serius adalah memulai pekerjaan itu sebelum terbit matahari. Rasulullah
dn sahabat memulai pekerjaan mereka sejak subuh. Mereka sangat cepat tidur
malam, dan sangat cepat bangun pagi. Bukan lambat tidur dan lambat bangun.
Hingga terlambat untuk bekerja mencari rezeki.
Bekerja
Untuk Memberi
Ciri utama Rasulullah bekerja adalah
untuk memberi. Bukan untuk menyimpan. Beliau memiliki konsep spirit ofgiving.
Bukan spirit of saving. Jika ditelusuri sejarah hidup Rasululllah dan sahabat,
maka kita mendapatkan mereka bekerja dengan giat, berpenghasilan dan
berlomba-lomba untuk memberi. Sehingga muncul semangat gotong-royong yang
dimulai dari spirit of giving itu.
Memberi
Setiap Hari
Semangat bekerja setiap hari,
berpenghasilan, dan memberi sebahagian dari penghasilan itu kepada kaum lemah,
fakir dan miskin ternyata menjadi pemancing rezeki berikutnya.
Ukuran
Memberi Setiap Hari
Ukuran memberi setiap hari yang paling
ideal adalah sepuluh persen dari hasil pekerjaan harian. Misalnya, satu hari
penghasilan kita sepuluh ribu. Berarti, dari sepuluh ribu dikeluarkan untuk
sedekah atau infaq sebesar seribu rupiah, maka sepuluh persennya adalah sepuluh
ribu.
Sedekah mendatangkan rezeki yang tak
terduga. Dengan sedekah itu dimudahkan Allah untuk mendatangkan rezeki
berikutnya. Inilah rahasia mulia dalam seni mencari rezeki. Rezeki akan semakin
banyak datang jika kita suka berbagi rezeki.
Hari-hari pertama akan terasa berat dan
sulit, tetapi jika kita sering dilakukan dan terus terlatih akan semakin
nikmat. Pertama dipaksa, kedua akan terbiasa, ketiga akan teraa nikmat dengan
memberi. Jika tidak memberi setiap hari, terasa ada yang kurang dalam
keseharian kita.
Faedah
memberi
Orang yang suka memberi akan disayangi
Allah Maha Pemberi dan disayang manusia. Setiap orang yang kita beri, ia adalah
laksana kran rezeki baru bagi kita. Berarti, semakin banyak kita memberi kepada
banyak orang, maka akan semakin banyak pula kita memasang kran rezeki. Jika
kita suatu saat kesulitan, maka ada saja cara Allah SWT yang akan mencukupi
kebutuhan kita.
2.
Kerja
Lembur Tahajjud
Kita tak cukup
ikhtiar bekerja di siang hari saja. Perlu kerja lembur. Siapa yang banyak kerja
lembur, pasti akan lebih disayang oleh bosnya. Dan Allah adalah Maha bos. Maha
Mengetahui, Maha merekam kebaikan kita dengan kerja lembur itu. Lembur dimalam
hari itu adalah shalat tahajjud.
Shalat tahajjud
hendaknya jangan lagi dua rakaat. Jika ad keinginan yang kuat, maka lemburnya
diperbanyak. Minimal enam rakaat.
Tahajjud terbaik
sebelum masuk waktu subuh. Doa di malam hari, pada saat shalat tahajjud juga
cepat nyambung sinyalnya kepada Allah. Laksana telepon, pada malam hari akan
lebih jelas, lebih mudah, lebih murah dan mendapat diskon yang lumayan. Shlat tahajjud
lebih asyaddu wath’an dan aqwamu qilan: lebih fokus dan lebih serius disisi
malaikat yang mencatat.
3.
Silaturahim
silaturahim
adalah pembuka rezeki. Maka tugas kita adalah menyapa, mempublikasikan salam,
berdialog dan bertanya tentang berbagai hal yang ada disekeliling kita. Hikmah
besar dari silaturahmi adalah menambah net working. Menambah jaringan kerja.
Semakin banya k jaringan, maka semakin banyak ikan yang akan tersangkut
dijaring itu, jaringan persahabatan dan jaringan kerja, merupakan pintu-pintu
rezeki yang terabaikan saat ini.
4.
Pelaris
dan Pemanis “Dhuha”
Pemanis dan
pelaris anak muda bukanlah jimat, santet dan datang paranormal atau meminta
kepada orang yang sudah meninggal dunia. Agama mengajarkan umatnya untuk
merawat kesehatan dan kecantikan serta memudahkan datangnya rezeki dengan
melaksanakan shalat dhuha. Shalat dhuha ini dianjurkan di lokasi kita bekerja.
5.
Disiplin
Puasa Senin Kamis
Puasa senin
kamis merupakan disiplin kesehatan yang luar biasa. Sehat adalah rezeki yang
sangat berharga. Tidak ada makna uang sejuta perhari, jika berobat setiap hari
menghabiskan dua juta. Maka, sehat adalah modal mencari rezeki yang paling
mahal.
Tidak ada jenis
mesin di dunia ini yang mampu bekerja dalam 24 jam seelama seminggu
berturut-turut. Demikian juga halnya dengan mesin perut manusia. Perut itu
perlu istirahat, sebagaimana mesin. Istirahat terbainya adalah disiplin puasa
senin kamis dan puasa-puasa sunnah lainnya.
Bagi generasi
muda, puasa ini akan mampu menata fungsi syahwat dan lebih bisa mengendalikan
emosional.
Itulah lima cara Rasulullah mencari
rezeki, semoga kita dapat melaksanakan itu semua. Sehingga membuat rezeki itu
datang kepada kita.
Semoga artikel ini bermanfaat.!!:) :) ^_^
Komentar
Posting Komentar